Jumat, 27 Agustus 2010

Sumber lain


Sarangan adalah sebuah stasiun bukit yang disukai oleh Belanda di zaman kolonial. Ini adalah setengah jalan antara Madiun dan Solo. Straddles desa lereng selatan Gunung Lawu, gunung berapi yang tidak aktif. Di ketinggian 1.287 meter di malam hari yang dingin. Sarangan Lake yang juga disebut Pasir Danau adalah tinggal di kaki gunung Lawu; ini tentang 16km (sisi barat) dari kota Magetan. Para wisatawan dapat menikmati pemandangan alam. Luas Danau Sarangan adalah 30 Ha dengan kedalaman 28 meter, dan udara dingin dengan suhu 18-25 C. Ada berbagai fasilitas di daerah ini, seperti; hotel, restoran, mendayung kano, taman bermain dan kuda, yang telah disediakan untuk para wisatawan dari berbagai daerah dan bahkan turis asing.
Danau Sarangan terletak di kaki Gunung Lawu, dan mewakili tujuan wisata Jawa Timur yang selalu menarik perhatian, yang tidak pernah bebas dari kunjungan wisatawan. Danau Sarangan terletak di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, sekitar 1.600 meter di atas permukaan laut. Iklim sekitar cukup sejuk dan nyaman, sehingga cocok untuk rekreasi. Dengan udara dingin dan pemandangan yang indah, Danau Sarangan sangat terkenal sebagai tempat rekreasi atau wisata keluarga. Hari ini, Sarangan pariwisata adalah Common dikunjungi oleh wisatawan domestik dan wisatawan asing. Sebagai tujuan wisata, Danau Sarangan sudah dikenal sejak jaman Belanda. Di sini tinggi pejabat Belanda sering menghabiskan akhir pekan mereka. Tidaklah mengherankan bahwa di sekitar danau, villa archiecture Eropa masih dapat ditemukan.
Di masa lalu, Sarangan Lake lebih dikenal sebagai Danau Pasir (pasir danau). Karena, selama musim kemarau air telah mengering, hanya menunjukkan bentangan pasir raksasa. Di sisi lain, selama musim hujan, air akan mengisi seluruh adalah danau. Namun, sampai hari ini tidak ada catatan yang pasti dapat ditemukan ketika nama Danau Pasir telah berubah menjadi Danau Sarangan. Tetapi, terlepas dari itu, Danau Sarangan tetap alami dan menarik untuk dikunjungi. 
Sebagai salah satu objek wisata terkenal di Jawa Timur, Sarangan telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kenyamanan pengunjung. Fasilitas yang dikelola oleh pemerintah daerah Magetan, antara lain; hotel; lodgments, restoran, pasar buah dan sayuran, dan toko-toko suvenir. Selain itu, ada fasilitas lain, seperti tempat parkir yang luas, musholla (masjid kecil) dan pos jaga. 
Air terjun Tirtosari terletak 3 kilometer barat daya Danau Sarangan. Sementara Sarangsari air terjun yang terletak 2 kilometer barat laut Danau Sarangan. Kedua air terjun yang masih alami dan sangat menarik, karena hutan lindung, dikelola oleh 'Perum Perhutani KPH Lawu DS', surround ini. 
Di pinggir hutan lindung, dan persis di pinggir Sarangan Lake, Perum Perhutani KPH Lawu DS juga membangun pemondokan (tempat tidur dan sarapan), dilengkapi dengan air panas, televisi, dan telepon. Harga murah sesuai dengan standar wisatawan domestik, dan dibandingkan dengan hotel lainnya atau lodgments di sekitar danau. Selain itu, ada taman bermain (taman menyenangkan) untuk anak-anak, dengan taman bermain yang cukup luas. Sementara itu, untuk orang dewasa, selain dari lingkungan nyaman hutan lindung, terdapat juga sebuah panggung terbuka untuk pertunjukan budaya. Dan selain bahwa 3,5 kilometer barat laut dari danau, ada Mojosemi camping ground, yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Lawu DS.Padat yang sejuk dan lingkungan telah menciptakan sebuah lokasi yang sangat cocok untuk pecinta alam yang suka berkemah, rekreasi atau meneliti. 
Tidaklah sulit untuk sampai ke Sarangan, karena semua jenis kendaraan dapat langsung mengakses lokasi. Jika kita menggunakan transportasi umum, papan dari Terminal Bis Bungurasih Surabaya menuju Magetan.

Fasilitas publik yang dapat ditemukan di Danau Sarangan pariwisata adalah:
Melintasi jalan yang merupakan jalan provinsi; dengan kondisi baik menghubungkan Magetan-Solo melalui Tawangmangu.
Fasilitas telekomunikasi, seperti telepon umum, wartel, dll
Jaringan listrik dan air dalam kondisi baik.
Sementara fasilitas khusus / sarana wisata yang dapat ditemukan di Sarangan pariwisata adalah:

- Luxury hotel
- Hotel Melati
- Lodgments
- Restoran
- Tenis Lapangan
- Swimmingpool
- Canoe
- Kuda
- Wisata Pasar
- Playground
- Musholla (masjid kecil)

Para pengunjung Danau Sarangan dapat menikmati kejam dan melihat danau alam yang indah, gunung dan sawah alam di mana penduduk lokal telah budidaya, sayuran dan hortikultura lainnya.
Di kawasan objek wisata juga ada pesona lain seperti: Perahu yang menyediakan untuk perjalanan sekitar danau dengan aman. Kuda yang menyediakan menunggang kuda untuk mengelilingi danau sepanjang garis lingkar, menikmati keindahan Danau Sarangan. Sebuah taman bermain dengan beberapa fasilitas tempat berteduh dan sarana anak-anak seperti osilasi, dll. Wisata Pasar yang menjual berbagai souvenir, makanan khas, sayuran dan produk Kabupaten Magetan lainnya.
Penjual makanan keliling seperti sate, jagung dan kacang rebus.

Seputar biaya

Jika Anda memilih kendaraan kereta api, Anda bisa menaiki kereta api Gajayana, Bima, atau Bangunkarta. Harga kereta api tersebut juga relatif murah, yaitu jika Anda memilih kereta api Gajayana atau Bima kelas eksekutif, harga yang saya ketahui pada saat itu adalah sekitar Rp. 280.000,- sedangkan untuk kereta api Bangunkarta kelas eksekutif, harga yang saya ketahui pada saat itu adalah sekitar Rp. 200.000,-
Nah, setelah Anda berangkat dengan menggunakan kereta api, Anda dapat berangkat dari Jakarta ke Madiun dengan lama perjalanan kurang lebih 11 jam. Setelah sampai di Madiun, Anda dapat menaiki bus Saridadi dengan harga saat itu adalah sekitar Rp.5.000,- menuju ke Terminal Magetan dengan lama perjalanan kurang lebih 50 menit. Setelah sampai, Anda dapat langsung menaiki angkutan umum L300 dengan harga saat itu adalah sekitar Rp.6.000,- untuk menuju ke Sarangan.
Apabila Anda lebih menyukai naik pesawat, Anda juga dapat memilih pesawat yang memiliki harga yang relatif murah, yaitu Lion Air atau Air Asia dengan harga pada saat itu adalah sekitar Rp.350.000,- saja. Pesawat yang Anda pilih adalah pesawat jurusan Jakarta-Solo dengan lama perjalanan kira-kira 1 jam. Setelah tiba di Solo, Anda dapat langsung menuju ke Madiun dengan menggunakan bus EKA dengan harga saat itu adalah sekitar Rp. 40.000,- dengan lama perjalanan kurang lebih 2-3 jam. Setelah sampai di Madiun, Anda dapat menaiki bus Saridadi dan menuju ke arah Terminal Magetan. Setelah itu, Anda tinggal menaiki angkutan umum L300 dan menuju ke Sarangan.

Senin, 09 Agustus 2010

 Danau Sarangan
Kurang lebih lima kilometer menjelang lokasi wisata Telaga Sarangan dari arah Tawangmangu, tanjakan Irung Petruk ( Hidung Petruk ) sekaligus jalanan turunannya, amat mendominasi. Bagi mobil yang mesinnya tidak prima, dijamin tidak bakal kuat melewati tanjakan-tanjakan tersebut. Sebaliknya cara mengerem yang betul pun harus kita perhatikan ketika menuruni turunan-turunan yang amat curam, kalau tidak mau rem mobil menjadi blong.

Ada sekitar delapan mobil yang tidak kuat menaiki tanjakan-tanjakan dari arah Telaga Sarangan kearah Tawangmangu ketika kami melintas. Terutama menjelang tanjakan Cemoro Sewu, yang merupakan tanjakan super tajam. Iseng-iseng kami berhenti sebentar di Cemoro Sewu, kemudian berbincang sebentar dengan Pak Arifin dan bertanya," Kenapa ya Pak ada mobil yang tidak kuat naik, bukankah dia tahu kalau medan yang akan dilalui itu terjal ?," Pak Arifin mengatakan ," Biasanya mobil-mobil yang mogok tersebut ( tidak kuat naik ) adalah orang yang belum tahu medan," jawab Pak Arifin.

Begitulah jalanan menuju Telaga Sarangan dari arah Tawangmangu, yang penuh dengan tanjakan dan turunan yang tajam serta berliku-liku. Namun jangan khawatir, kita akan disuguhi oleh pemandangan hutan yang hijau, angin pegunungan yang sejuk dan panorama yang menyejukkan hati. Sesaat kemudian sampailah kami di pintu gerbang Telaga Sarangan, dari gerbang tiket kita mesti masuk ke dalam lagi kurang lebih 500 meter lagi untuk sampai di telaga. Sepanjang jalan menuju telaga, di kanan kiri jalan dipenuhi oleh orang berjualan baju yang bergambar Telaga Sarangan.

Sampai di telaga pun hampir menjumpai suasana yang sama seperti jalanan uatama untuk masuk ke telaga ini. Hanya dipisahkan jalanan yang hanya pas untuk dua mobil, diseberang jalan hampir dipenuhi orang berjualan souvenir dan barang-barang kerajinan lainnya dari Kabupaten Magetan. Agak sulit juga untuk mendapatkan tempat parkir karena suasana yang sangat ramai, namun setelah berputar-putar selama kurang lebih lima belas menit akhirnya dapat lokasi pakir juga. Setelah keluar dari mobil, kami mendapati cuaca disini yang lumayan panas, mungkin karena tempatnya terbuka dan ditambah dengan angin kemarau yang kering.

Dilihat dari lokasinya, Telaga Sarangan merupakan obyek wisata alam di lereng sebelah timur Gunung Lawu, sekitar 16 km arah barat kota Magetan. Dengan luas sekitar 30 hektare dan kedalaman kurang lebih 28 meter dengan dilengkapi fasilitas hotel atau penginapan, jasa perahu dan jasa berkuda sangat cocok sebagai tempat rekreasi keluarga. Fasilitas rekreasi pertama yang kami tuju adalah naik speed boat, karena kebetulan selepas parkir mobil langsung dihampiri oleh Pak Warsono ( 46 ) salah satu pengemudi boat. Setelah ada kesepakatan harga, yaitu 35 ribu rupiah untuk satu kali trip akhirnya kami pun mengelilingi telaga dengan boat.
Dari dalam boat, air telaga kelihatan surut sekali, kurang lebih surut sekitar delapan meter. Karena batas dari air pasang sampai dengan air surut kelihat sangat jelas. Hal ini diakibatkan oleh jarangnya hujan karena kemarau panjang. “ Kalau musim hujan, air danau naik dan pemandangan terlihat lebih indah Pak, “ Kata Pak Warsono sambil mengemudikan perahu. Sambil mengemudikan boat nya, Pak Warsono terus ngobrol tentang telaga sarangan dengan kami. Termasuk adanya Labuh Sesaji, yaitu sebuah upacara ritual “Bersih Desa" yang diselenggarakan setiap tahun pada hari Jum’at Pon pada bulan Ruwah. Bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat desa atas berkah dari Yang Maha Kuasa atas segala berkah yang diberikan dengan wujud pelarungan persembahan ke dalam telaga.

Setelah berputar hampir dua puluh menit, kami tiba kembali di tempat semula dan bersiap untuk mengitari telaga dengan jalan darat. Sebetulnya tertarik juga untuk mengelilingi telaga dengan naik kuda, namun karena cuaca siang itu cukup panas, akhirnya kami memutuskan untuk mengitari telaga dengan mobil. Sambil berjalan pelan dengan mobil, kami memeperhatikan sekeliling. Selain para penjual baju dan souvenir, ternyata rumah makan yang ada didominasi oleh soto ayam dan sate kelinci.

Sate kelincilah yang menjadi pilihan kami, karena kebetulan di putaran akhir mobil, ada pedagang sate kelinci keliling yang membawa gerobagnya. Akhirnya kami turun dari mobil dan menimati lezatnya sate kelinci di tepi telaga. Saat-saat seperti ini memang jarang sekali kami temukan maka dari itu makan di tepi telaga sangat kami nikmati beserta seluruh rombongan yang ikut. Tak terasa setelah lama bersenda gurau, matahari pun mulai bergera ke ufuk barat, saatnya kami melanjutkan perjalanan.


Danau sarangan(sumber lain)
Kurang lebih lima kilometer menjelang lokasi wisata Telaga Sarangan dari arah Tawangmangu, tanjakan Irung Petruk ( Hidung Petruk ) sekaligus jalanan turunannya, amat mendominasi. Bagi mobil yang mesinnya tidak prima, dijamin tidak bakal kuat melewati tanjakan-tanjakan tersebut. Sebaliknya cara mengerem yang betul pun harus kita perhatikan ketika menuruni turunan-turunan yang amat curam, kalau tidak mau rem mobil menjadi blong.
Ada sekitar delapan mobil yang tidak kuat menaiki tanjakan-tanjakan dari arah Telaga Sarangan kearah Tawangmangu ketika kami melintas. Terutama menjelang tanjakan Cemoro Sewu, yang merupakan tanjakan super tajam. Iseng-iseng kami berhenti sebentar di Cemoro Sewu, kemudian berbincang sebentar dengan Pak Arifin dan bertanya," Kenapa ya Pak ada mobil yang tidak kuat naik, bukankah dia tahu kalau medan yang akan dilalui itu terjal ?," Pak Arifin mengatakan ," Biasanya mobil-mobil yang mogok tersebut ( tidak kuat naik ) adalah orang yang belum tahu medan," jawab Pak Arifin.
Begitulah jalanan menuju Telaga Sarangan dari arah Tawangmangu, yang penuh dengan tanjakan dan turunan yang tajam serta berliku-liku. Namun jangan khawatir, kita akan disuguhi oleh pemandangan hutan yang hijau, angin pegunungan yang sejuk dan panorama yang menyejukkan hati. Sesaat kemudian sampailah kami di pintu gerbang Telaga Sarangan, dari gerbang tiket kita mesti masuk ke dalam lagi kurang lebih 500 meter lagi untuk sampai di telaga. Sepanjang jalan menuju telaga, di kanan kiri jalan dipenuhi oleh orang berjualan baju yang bergambar Telaga Sarangan.

[navigasi.net] Danau - Sarangan
Anak gunung Lawu dengan ketinggian puncaknya 2100 m. Di antara anak gunung ini dan telaga terdapat jurang yg cukup dalam.
Sampai di telaga pun hampir menjumpai suasana yang sama seperti jalanan uatama untuk masuk ke telaga ini. Hanya dipisahkan jalanan yang hanya pas untuk dua mobil, diseberang jalan hampir dipenuhi orang berjualan souvenir dan barang-barang kerajinan lainnya dari Kabupaten Magetan. Agak sulit juga untuk mendapatkan tempat parkir karena suasana yang sangat ramai, namun setelah berputar-putar selama kurang lebih lima belas menit akhirnya dapat lokasi pakir juga. Setelah keluar dari mobil, kami mendapati cuaca disini yang lumayan panas, mungkin karena tempatnya terbuka dan ditambah dengan angin kemarau yang kering.
Dilihat dari lokasinya, Telaga Sarangan merupakan obyek wisata alam di lereng sebelah timur Gunung Lawu, sekitar 16 km arah barat kota Magetan. Dengan luas sekitar 30 hektare dan kedalaman kurang lebih 28 meter dengan dilengkapi fasilitas hotel atau penginapan, jasa perahu dan jasa berkuda sangat cocok sebagai tempat rekreasi keluarga. Fasilitas rekreasi pertama yang kami tuju adalah naik speed boat, karena kebetulan selepas parkir mobil langsung dihampiri oleh Pak Warsono ( 46 ) salah satu pengemudi boat. Setelah ada kesepakatan harga, yaitu 35 ribu rupiah untuk satu kali trip akhirnya kami pun mengelilingi telaga dengan boat.
Dari dalam boat, air telaga kelihatan surut sekali, kurang lebih surut sekitar delapan meter. Karena batas dari air pasang sampai dengan air surut kelihat sangat jelas. Hal ini diakibatkan oleh jarangnya hujan karena kemarau panjang. “ Kalau musim hujan, air danau naik dan pemandangan terlihat lebih indah Pak, “ Kata Pak Warsono sambil mengemudikan perahu. Sambil mengemudikan boat nya, Pak Warsono terus ngobrol tentang telaga sarangan dengan kami. Termasuk adanya Labuh Sesaji, yaitu sebuah upacara ritual “Bersih Desa" yang diselenggarakan setiap tahun pada hari Jum’at Pon pada bulan Ruwah. Bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat desa atas berkah dari Yang Maha Kuasa atas segala berkah yang diberikan dengan wujud pelarungan persembahan ke dalam telaga.

[navigasi.net] Danau - Sarangan
Telaga Sarangan juga disebut Telaga Pasir dengan diameter rata-rata 500 m terdapat banyak speed boat dan sepeda air untuk rekreasi. Juga tersedia banyak kuda untuk mengelilingi telaga.
Setelah berputar hampir dua puluh menit, kami tiba kembali di tempat semula dan bersiap untuk mengitari telaga dengan jalan darat. Sebetulnya tertarik juga untuk mengelilingi telaga dengan naik kuda, namun karena cuaca siang itu cukup panas, akhirnya kami memutuskan untuk mengitari telaga dengan mobil. Sambil berjalan pelan dengan mobil, kami memeperhatikan sekeliling. Selain para penjual baju dan souvenir, ternyata rumah makan yang ada didominasi oleh soto ayam dan sate kelinci.
Sate kelincilah yang menjadi pilihan kami, karena kebetulan di putaran akhir mobil, ada pedagang sate kelinci keliling yang membawa gerobagnya. Akhirnya kami turun dari mobil dan menimati lezatnya sate kelinci di tepi telaga. Saat-saat seperti ini memang jarang sekali kami temukan maka dari itu makan di tepi telaga sangat kami nikmati beserta seluruh rombongan yang ikut. Tak terasa setelah lama bersenda gurau, matahari pun mulai bergera ke ufuk barat, saatnya kami melanjutkan perjalanan. (By AMGD)